Rabu, 01 Desember 2010

renungan


Apa gunanya merencanakan membuat sumur, bila rumah telah terbakar? Kapan sumur akan digali? Kapan air akan tersedia dan kapan api akan dipadamkan? Bukankah ini pekerjaan yang tidak mungkin? Jika di awal, sumur digali, bukankah dapat membantu pada saat yang kritis? Mulai merenungkan Tuhan pada saat-saat terakhir sama seperti mulai menggali sumur setelah rumah terbakar. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi selanjutnya.Oleh karena itu, mulai saat ini, libatkanlah diri dalam merenungkan Tuhan dan lakukan praktek spiritual. Stamina fisik sangat diperlukan dalam Sadhana (praktek spiritual), sehingga rawatlah tubuh dengan penuh perhatian. Tetapi ingatlah, bahwa merawat tubuh dengan berlebihan, juga berbahaya.
Tubuh manusia adalah alam itu sendiri.Tubuh ibarat sebatang pohon. Cinta-kasih Tuhan adalah akarnya. Keinginan-keinginan adalah cabang-cabang yang menjalar keluar. Kualitas, sifat dan cara bertingkah laku yang didasarkan pada sifat sejati adalah bunganya. Kegembiraan dan kesedihan adalah buahnya. Darah mengalir melalui dan mengaliri setiap bagian dari tubuh. Demikian juga, Tuhan mengalir di dalam tubuh dan melalui serta mengaktifkan setiap tempat di dunia
Orang-orang cenderung menunda melakukan kewajiban mereka. Tetapi untuk melakukan praktek spiritual, tidak ada hari kemarin dan tidak ada hari esok. Saat ini adalah saatnya. Jika manusia mengukir pemahaman ini di hati, maka Ia dapat menyatu dengan Dewa Siwa. Jika kebenaran ini tidak diterima, dan manusia tenggelam dalam tujuan hari ini dan esok, dan meletakkan dasar bagi keterikatan duniawi! Selanjutnya Ia akan dilahirkan berulang-ulang dan mendapatkan Darshan Dewa Yama (Dewa Kematian)! Mereka yang menyadari kebenaran ini tidak akan gagal sedikitpun dalam praktek spiritual. Ini adalah hak setiap pencari spiritual untuk mendapatkan penglihatan Dewa Siwa.
Makanan ketika dibiarkan tidak dikonsumsi terlalu lama, akan menjadi basi dan mengeluarkan bau busuk. Demikian pula, ketika kesalahan kita tidak diperbaiki, ia akan memiliki dampak negatif pada kehidupan kita sendiri. Kita harus terus berada dalam proses pemurnian batin, baik dengan usaha kita sendiri atau dengan memperhatikan nasehat dari mereka yang telah berhasil memurnikan diri mereka sendiri. Jika kita tidak melakukannya, maka dapat diibaratkan bagaikan sepiring makanan yang dibiarkan begitu saja terlalu lama, hidup kita akan mulai rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar